Yap!
Surabaya, 13 Oktober
2012
Readers, ini hari
ke-24 setelah aku terpilih jadi ketua OSIS :)
Awalnya, aku nggak nyaman di posisi
ini, banyak yang musuhin aku, mungkin buat temen-temen, dimusuhin itu hal biasa
lah, bukan rintangan yang berat, tapi masalahnya, aku nggak suka punya musuh,
aku pengen bisa berhubungan baik sama semuanya, dan aku jadi ngerasa nggak
nyaman banget. Sampe akhirnya Wonse ngingetin aku, hidup itu pilihan, begitu katanya. Ya, dia benar. Hidup itu
pilihan, dan ketika aku telah menentukan satu keputusan, tidak mungkin bisa
memuaskan semua orang. Pasti akan ada yang nggak setuju dengan pilihanku. Tapi inilah
hidup, dan hidup itu pilihan. Hidup memang harus memilih, mau keluar dari zona
aman dengan setumpuk masalah, atau tetap bertahan di zona nyaman tanpa pernah
ada kemajuan yang signifikan.
Sehari aku mencoba kuat dan
menebalkan telinga, mulai tidak peduli dengan gunjingan yang ada dan mulai
bersikap tak peduli dengan orang-orang yang memusuhi aku. Tapi mengubah doktrin
yang sudah bercokol selama 16 tahun bagiku bukan hal yang mudah. Ibu selalu
mengatakan, kalo hidup di masyarakat,
sama orang banyak itu yang rukun. Jangan punya musuh. Materi itu nggak penting,
yang penting hidupmu itu nyaman, disukai semua orang. Yak, disukai semua
orang. Itu yang suwulit untuk kondisiku sekarang. Sumpah dilematis dan bikin
galaw. Balik lagi balik lagi, Wonse ngingetin aku, tak, mbok pikir wali kota iku lek nentukno keputusan iku disenengi
ambek kabeh uwong ta? yo gak lah. Pasti onok sing gak seneng. Tapi opo’o kok
tetep dilakukno? Soale demi manfaat jangka panjang. Saiki ancen akeh sing gak
setuju, tapi engkok efeke keroso. Bakal apik gawe sekolahan. Finally, I made
a decision. I want to change my paradigm~
Tahu se, itu nggak gampang, tapi yoo dicoba ae. Jangan ragu.
Karena, kata Jokowi, Pemimpin adalah Ketegasan
Tanpa Ragu.