Kajian Pustaka Karya Tulis Ilmiah


A.                  PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KAJIAN PUSTAKA
Penelitian merupakan proses mencari pemecahan masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah bukan hanya dilkukan di laboratorium saja tetapi juga di kancah termasuk untuk bidang pendidikan. Guru di dalam menghadapi masalah dengan muridnya, juga dapat menerapkan metode ilmiah. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1.       Menghadapi masalah yang perlu dipecahkan.
2.       Membatasi dan merumuskan masalah dalam bentuk yang spesifik dan dapat dikenali dengan jelas.
3.       Mengembangkan hipotesis (dugaan) pemecahan masalah.
4.       Mengembangkan teknik dan instrumen untuk mengumpulkan data yang mengarah pada pembuktian hipotesis.
5.       Mengumpulkan data.
6.       Menganalisis data.
7.       Menarik kesimpulan dari data yang tersedia menuju pada informasi tentang terbukti ada tidaknya hipotesis
Kebanyakan para peneliti yang cukup bertindak hati-hati selalu berusaha mengikuti langkah-langkah ini. Ketaatan mengikuti langkah-langkah ini bukan karena sekedar ingin taat pada ketentuan tetapi disebabkan karena rasa tanggung jawab yang besar agar apa yang diperoleh merupakan sesuatu yang pantas diperhitungkan sebagai sesuatu yang bermakna bagi orang banyak atas dasar tanggung jawab yang tinggi.
Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudak diketemukan oleh ahli-ahli lain dan memanfaatkan penemuan-penemuan tersebut untuk kepentingan penelitiannya. Hasil penelitian yang sudah berhasil memperkaya khasanah pengetahuan yang ada biasanya dilaporkan dalam bentuk jurnal-jurnal penelitian. Ketika peneliti mulai membuat rencana penelitian ia tidak bisa menghindar dan harus mempelajari penemuan-penemuan tersebut dengan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi hal-hal yang telah ada untuk mengetahui apa yang ada dan yang belum ada. Kegiatan itu biasa dikenal dengan istilah: mengkaji bahan pustaka atau hanya disingkat dengan kajian pustaka atau telaah pustaka (literature review).
Untuk dapat melakukan penelitian seperti yang seharusnya, peneliti dituntut untuk menguasai sekurang-kurangnya dua hal, yakni bidang yang diteliti dengan cara-cara atau prosedur melakukan penelitian. Untuk menguasai kedua persyaratan tersebut, (calon) peneliti harus banyak membaca, mengkaji berbagai literatur. Dengan melakukan kaji literatur peneliti akan memperoleh beberapa manfaat antara lain:
1.       Peneliti akan mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang dipilih untuk memecahkan melalui penelitian betul-betul belum pernah diteliti oleh orang-orang terdahulu.
2.       Dengan mengadakan kajian literatur peneliti dapat mengetahui masalah-masalah lain yang mungkin ternyata lebih menarik dibandingkan dengan masalah yang telah dipilih terdahulu.
3.       Dengan mengetahui banyak hal yang tercantum di dalam literatur (dan ini merupakan yang terpenting bagi pelaksanaan penelitiannya), peneliti akan dapat lancar dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam tonggak-tonggak tertentu dari langkahnya meneliti, peneliti memang diharuskan untuk mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep, atau ketentuan yang sudah ada. Penggunaan acuan tersebut harus dilakukan dengan menunjuk langsung pada sumber dimana bahan acuan tersebut diperoleh.
4.       Keharusan peneliti mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep atau ketentuan yang sudah ada maka kedudukan peneliti sebagai ilmuwan menjadi mantap, kokoh, tegar, karena dalam kegiatannya tersebut ia telah bekerja dengan baik, menggunakan aturan-aturan akademik yang berlaku. Dalam segala tindakannya, seorang ilmuwan seorang ilmuwan harus berani membuka diri untuk mengemukakan apa yang ia lakukan terhadap ilmu, bertindak jujur, dan sanggup mengakui kelebihan orang lain. Itulah sebabnya peneliti dalam menggunakan acuan pengetahuan, dalil, dan konsep dari penemuan orang lain tersebut, harus secara jujur menyebutkan siapa penemunya (atau siapa yang mengemukakan), tertera dalam literatur apa, halaman berapa, sumber yang diterbitkan oleh penerbit mana, tahun berapa. Dengan menyebutkan sumber pustaka secara lengkap ini dimaksudkan agar apabila ada peneliti atau orang lain ingin menelusuri lebih jauh tentang penemuan tersebut, dapat dengan mudah melakukannya.

B.                  BAGIAN PRA-PERSIAPAN PENELITIAN YANG MEMERLUKAN  KAJIAN PUSTAKA
1.    Pemilihan Permasalahan dan Judul Penelitian
Judul penelitian merupakan sesuatu yang pokok dalam suatu kegiatan penelitian. Disamping judul, problematika penelitian lebih penting dan menentukan judul itu sendiri. Problematika peneliti merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian itu. Untuk memperoleh problematika yang tepat, sebaiknya peneliti mencoba mengidentifikasikan semua problematika yang mungkin. Kemudian baru dipertimbangkan problematika mana yang menurut berbagai hal memang cocok untuk penelitian yang bersangkutan.
Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan di dalam merumuskan judul penelitian antara lain: sifat studi atau pendekatan penelitian, variabel pokok, subjek penelitian, lokasi tempat penelitian berlangsung dan kurun waktu ketika penelitian dilaksanakan, juga jenis studi (populasi atau kasus) dapat juga dicantumkan dalam judul.
Pemilihan problematika dan judul penelitian harus dilkukan secara hati-hati agar keinginan (calon) peneliti dapat terlaksana. Problematika dan judul tersebut harus sesuai dengan dengan bidang keahlian, minat serta kemampuan peneliti dan dapat dilaksanakan karena bebas atau minim dari kendala, baik yang datang dari diri (calon) peneliti maupun dari luar.
Untuk dapat dengan jujur dan berhenti terbuka dalam menentukan penting tidaknya permasalahan, peneliti dapat mencoba mengajukan pertanyaan tentang kemanfaatannya dan kepada siapa informasi tentang hasil tersebut dapat disarankan.
2.    Penyusunan Latar Belakang Masalah
a. Untuk dapat memberikan alasan dengan tepat mengapa permasalahan yang sudah ditentukan memang merupakan permasalahan yang memenuhi kriteria pemilihan permasalahan atau judul penelitian, (calon) peneliti seyogianya menguasai permasalahan mencari sumber-sumber yang berupa surat-surat keputusan, pedoman, laporan kegiatan, dan sebagainya.
b. Untuk memperbanyak pengetahuan agar dapat melakukan identifikasi masalah sebanyak-banyaknya, (calon) peneliti harus banyak membaca buku-buku teori dan laporan hasil penelitian sebelumnya.
c. Untuk memperbanyak bahan dukungan bagi (calon) peneliti agar dapat memilih dan merumuskan hipotesis dengan tepat, maka ia harus banyak mengkaji bahan-bahan yang mengandung teori serta jurnal-jurnal yang memuat hasil laporan penelitian.
Agar pekerjaan (calon) peneliti dapat efektif, kajian untuk persiapan identifikasi masalah dan penentuan hipotesis lebih baik dilakukan bersama-sama. Dengan cara ini (calon) peneliti diharapkan bahwa ia dapat memilih dengan tepat problematika yang diajukan dalam penelitiannya, karena sekaligus dapat dipikirkan bagaimana kemungkinan (calon) peneliti dapat menghimpun bahan dukungan
3.    Penyusunan Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan bagian pokok dalam program penelitian yang di dalamnya tercermin metode-metode apa yang akan digunakan oleh (calon) peneliti mengenai pemilihan subjek penelitian (penentuan poulasi dan sampel), teknik sampling, pemilihan instrumen pengumpul data dan pemilihan teknik analisis data. Ada dua bagian uraian metodologi penelitian yaitu:
a)  Metodologi penelitian dalam proposal penelitian
b)  Metodologi penelitian dalam laporan hasil penelitian
1. Uraian metodologi penelitian dalam proposal penelitian yang baru menjelaskan rencana tentang cara, teknik atau metode-metode penentuan populasi dan sampel, metode dan instrumen yang dipilih untuk pengumpulan data, serta metode atau teknik yang akan digunakan untuk melakukan anaisis data.
2.  Uraian metodologi penelitian dalam laporan hasil penelitian yang dalam hal ini peneliti sudah menceritakan tentang apa-apa yang dilkukan oleh peneliti di kancah.

C.          CARA-CARA MENGKAJI BAHAN PUSTAKA
Uraian mengenai cara-cara mengkaji bahan pustaka bukan hanya berguna untuk (calon) peneliti yang akan menyusun proposal penelitian, tetapi juga untuk peneliti yang akan dan sedang menyusun laporan hasil penelitiannya.
Agar uraian tentang cara mengkaji bahan pustaka berurutan dan mudah dipahami, terlebih dahulu dikemukakan berbagai jenis sumber bahan pustaka, cara-cara mengkaji dan mengumpulkan hasil kajian, disusul dengan cara menuangkannya dalam tulisan.
1.    Jenis Sumber Bahan Pustaka
a. Klasifikasi menurut bentuk
Dibedakan atas:
•    Sumber tertulis (printed materials yang biasanya disebut: dokumen): antara lain buku harian, surat kabar, majalah, buku notulen rapat, buku inventaris, ijazah, buku-buku pengetahuan, surat-surat keputusan dan lain-lain yang secara umum dapat dibedakan atas bahan-bahan yang ditulis tangan dan yang dicetak atau diterbitkan oleh penerbit, baik yang dipublikasikan secara umum maupun tidak.
•    Sumber bahan yang tidak tertulis (non printed materials): adalah segala bentuk sumber bukan tulisan antara lain rekaman suara, benda-benda hasil peningalan purbakala (relief, manuskrip, prasasti dan sebagainya) film, slide, dan lain-lainnya.
 b. Klasifikasi menurut isi dibedakan atas:
•    Sumber Primer adalah sumber bahan atau dokumen yang dikemukakan atau digambarkan sendiri oleh orang atau pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung, sehingga mereka dapat dijadikan saksi. Dalam penelitian historis, kedudukan sumber primer sangat utama karena dari sumber primer inilah keaslian dan kemurnian isi sumber bahan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan sumber sekunder.
•    Sumber Sekunder adalah sumber bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang yang ikut mengalami atau yang hadir pada waktu kejadian berlangsung.
2.    Cara Mengkaji dan Mengumpulkan Hasil Kajian
Untuk mengakaji sumber pustaka sebaiknya peneliti menggunakan kartu bibliografi yang selalu disiapkan setiap saat.
3.    Cara Menuliskan Hasil Kajian
a.  Cara Menuangkan Hasil Kajian
Sebelum menuangkan hasil kajian dalam bentuk narasi yang serasi, terlebih dahulu akan dikemukakan uraian sekedarnya tentang kerangka teori dan kerangka berfikirnya.
Kerangka Teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.
Kerangka Berpikir adalah bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumentasi bagi rumusan hipotesis. Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti dan memberikan penjelasan kepada orang lain mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang diungkapkan dalam hipotesis. Penulisan kerangka berpikir harus didasarkan atas pendapat para ahli dan hasil-hasil penelitian yang mendahuluinya.
Untuk menjelaskan maksud peneliti, biasanya penyajian kerangka berpikir ini dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikiran peneliti dalam kaitan antar variabel yang diteliti. Gambaran bagan yang disajikan tersebut menunjuk pada model penelitian yang diambil dan dikenal dengan nama: Paradigma atau Model Penelitian.
b.  Cara Mempertanggungjawabkan Pengambilan Kutipan
Peneliti dibenarkan mengutip hasil karya terdahulu sepanjang dengan jujur menyebutkan dalam daftar pustaka maupun dalam teks proposal dan teks uraian laporan penelitiannya. Jika aturan tata tertib yang ada sudah diikuti, maka mereka tidak dikatakan sebagai plagiat.
Cara peneliti mempertanggungjawabkan pengutipannya itu dilakukan dua kali, yaitu pada halaman dimana terdapat kutipan tersebut dan pada daftar kepustakaan.

Sumber: http://www.icalcell.com/2012/02/kajian-pustaka-karya-tulis-ilmiah.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra

Sebuah sastra (cerpen, Novel, drama, dan puisi) adalah hasil rekaan atau ciptaan pengarang. Unsur-unsur sastra dibedakan atas dua macam yaitu :
  1. Unsur Intrinsik
  2. Unsur Ekstrinsik



Unsur Ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar.
  1. Latar belakang kehidupan pengarang
  2. pandangan hidup pengarang
  3. situasi sosial, budaya yang melatari lahirnya karya sastra tersebut.



Unsur Intriksik adalah unsur sastra yang memengaruhi terciptanya :
  1. Tokoh / Penokohannya karya sastra dari dalam.
  2. Tema.
  3. Plot / Alur.
  4. Gaya Bahasa.
  5. Sudut pandang / Point of view.
  6. Amanat.
  7. Latar / Setting.


Tokoh Adalah Individu yang berperan dalam cerita, yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita.
  • Tokoh Utama (Protagonis)
  • Tokoh Antagonis = Tokoh yang berlawanan dengan tokoh utama.
  • Tokoh Tirtagonis = Tokoh pelerai.
  • Tokoh pembantu / peran pembantu / figuran
Penokohan adalah Pelukisan tokoh crita baik keadaan lahir maupun batinnya, termasuk keyakinan hidupnya, adat istiadatnya, dn sebagainya.
Ada 3 macam cara untuk melukiskan atau menggambarkan watak.
1. Cara Analitik adalah pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secara langsung.
2. Cara Dramatik adalah pengarang tidak secara langsung menceritakan watak tokoh seperti pada cara analitik, melainkan menggambarkan watak tokoh dengan cara :
  • Meluaskan Tempat atau Lingkungan sang tokoh
  • Menampilkan dialog antar tokoh dan dari dialog-dialog itu akan tampak watak para tokoh dalam cerita.
  • menceritakan tingkah laku perbuatan atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa.
3. Cara Campuran adalah pengarang menggunakan kedua cara tersebut dengan tujuan untuk saling melengkapi.



Tema adalah pokok pikiran atau pembicaraan dalam sebuah cerita yang hendak disampaikan pengarang melalui jalinan cerita.



Plot/Alur adalah jalan cerita atau rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hukum kausalitas (hubungan yang menunjukkan sebab akibat). Berdasarkan hubungan tersebut setiap cerita mempunyai plot/alur sebagai berikut :
  1. Tahapan perkenalan
  2. lalu menuju ke tahap pertikaian
  3. konflik terus berkembang menjadi semakin rumit.
  4. klimaks
  5. munculnya sebuah solusi
  6. penyelesaian
jika dilihat dari segi keeratan hubungan antar peristiwa plot dibedakan menjadi 2 yaitu :
  1. Plot erat yaitu sebuah cerita yang memiliki plot erat apabila hubungan antar peristiwa terjalin sangat padu dan padat, sehingga tak ada satu peristiwa pun yang dapat dihilangkan.
  2. Plot longgar yaitu sebuah cerita yang memiliki plot longgar apabila hubungan antar peristiwa terjalin kurang erat dan jika ada salah satu bagian cerita yang dihilangkan, maka penghilangan tersebut tidak akan menganggu jalan cerita.
Berdasarkan akhir cerita plot dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
  1. Plot ledakan yaitu cerita berakhir mengejutkan tanpa terduga-duga
  2. Plot lembut yaitu cerita berakhir tanpa ada kejutan apapun
  3. Plot campuran (lembut/meledak) yaitu campuran dari kedua plot di atas.
berdasarkan rangkaian peristiwanya plot dibedakan menjadi 3 yaitu :
  1. Plot maju
  2. Plot mundur
  3. Plot campuran
Plot dilihat dari sifatnya, plog dibedakan/dibagi menjadi 3 yaitu :
  1. Plot terbuka yaitu akhir cerita dapat merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita tersebut.
  2. Plot tertutup yaitu akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk melanjutkan jalan cerita masalah dalam cerita.
  3. Plot campuran antara plot terbuka dan tertutup yaitu gabungan dari 2 plot diatas.




Latar/setting adalah penggambaran mengenai waktu, tempat, dan suasana yang terjadi dalam cerita. Namun ada juga latar yang menjelaskan latar sosial dan moral.
  • Latar sosial adalah gambaran kehidupan masyarakat dalam kurun waktu tertentu yang dilukiskan dalam cerita tersebut.
  • Latar material adalah gambaran benda-benda yang mendukung cerita tersebut.



Gaya Bahasa adalah cara khas seorang pengarang dalam mengungkapkan ide, gagasannya melalui cerita.

Sumber: Mufidah, 2011, http://viemufidah.guru-indonesia.net/artikel_detail-15070.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Vina Candrawati - Love You Forever.mp4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Facial Pertamaku ~


Surabaya, 26 Januari 2013

                Aku pengen cerita kejadian hari ini :)
Duluuu banget, aku pernah minta ke ibu sama bapak untuk perawatan muka. Menurutku, mukaku tuh annoying banget, kulit belang-belang udah kayak zebra, terus banyak jerawatnya, tambah sempurna kan? Tapi mereka bilang, perawatan bikin kulit jadi ketergantungan. It’s okay it’s okay, aku ngalah deh.
Give up banget, mau ngerayu model apapun hasilnya nol. Hingga akhirnya, hari ini, tiba-tiba saja, ibuku berbicara soal mukaku. Ibu bilang, aku harus ke dokter spesialis kulit di dr. Soetomo untuk ngecheck kulitku sama minta obat yang nggak bikin ketergantungan. Aku setuju laah, meskipun kata ibu, aku kudu berangkat kesana sendiri. Oke gapapa aku berangkat sendiri, aku kan anak mandiri. :D
                Terus siangnya, aku diajakin ke TP, jalan-jalan katanya. Eh nggak taunya aku diajak ke tempat perawatannya ibu, Jayanata namanya. Aku diperiksa dokternya, terus katanya, “Kalo ini sih gampang, tinggal difacial aja, tiap bulan sekali tapi rutin. Pasti bisa ilang jerawatnya.” Wuii, aku berbinar-binar, membayangkan apa jadinya ya kalo mukaku tanpa jerawat, terus kulitnya terang dan nggak belang-belang. Pasti oke banget! :D
Here we go, facial pertamaku…
                Ibu berpesan, “Ta, nanti lek sakit, ojok jerit-jerit, ojok umek yo. Ditahan.” Jadi penasaran banget, segimana sakitnya sih difacial itu? Entahlaah…
Sesi pertama, aku dikasih DG. Aku gatau apa itu DG, tapi yang jelas baunya nyegrak banget, kayak alcohol dan pas aku bernafas panjang, baunya itu lo langsung masuk dengan cepat ke rongga hidung, faring, laring, bronkus, bronkeulus, alveolus, dan bikin aku batuk-batuk. Nggak enak pol. Tapi katanya mbak ana (orang yang ngefacial aku) DG itu cairan yang terbaik untuk facial, karena apa? Karena DG itu cocok untuk orang yang berjerawat, bisa menghilangkan jerawat, dan membuat kulit lebih terang. Okebos, aku yo yo ae.
Sesi kedua, aku dipeeling, aku ngira peeling itu dikupas, eh tapi ternyata diberi cream, creamnya itu biasa sih, tapi begitu sampe di kulit, khususnya di wilayah yang berjerawat, tuh cream jadi ganas. Kayak nyubit-nyubit gitu. Cekit cekit. Tetap bertahan.
Sesi ketiga adalah peeling tahap kedua. Creamnya berbeda dari yang pertama, tapi rasanyaaa aw aw aw malah jauh lebih sakit lagi! Cubitannya makin mendalam. Semakin menahan.
Sesi keempat, aku dipanasin. Eh eh, maksutnya diuapin. Jadi ada alat, ditaruh di depan mukaku, terus pas dinyalain rasanya panas banget. Kurang lebih seperti steamer kalo disamakan dengan sesi creambath. Panas bro. Mulai megap-megap.
Sesi kelima, aku dikasih cream bening, dan mulailah tahap puncak, PEMBERSIHAN! Ada semacam alat yang cukup lincip, tiba-tiba alat itu dicocokkan ke kulit. Tepatnya ke wilayah-wilayah yang berjerawat dan berkomedo. Mulailah proses pencabutan, dan itu rasanya kayak ditusuk sampe dalem, terus diangkat. Sakit sih, tapi masih bisa bertahan.
Sesi keenam, nggak lama setelah itu, mbak Ana mulai membahana. Sepertinya dia menemukan tantangan yang menyenangkan di wajahku. Katanya, hampir semua jenis jerawat di wajahku itu jenis jerawat batu, yang artinya itu jerawat susah dikalahin, butuh tenaga ekstra untuk mencongkelnya, secaraa, batu gitu eh. Dan nggak lama setelah menginfokan seperti itu, gerakannya makin agresif dan menyakitkaaaaan. Setelah memakai benda lancip, dia mencet mukaku dengan kedua jari telunjuknya yang sudah terlapisi tisu, pas dipencet, rasanya atit banget. Mau teriak tapi ga dibolehin sama ibu, mau nangis tapi gengsi, maka akupun memutuskan bagaimana jika menghitung pitesannya mbak Ana! Super sekali! Ideku brilliant!
Makin lama makin sakit, oke aku sabar…
Makin lama makin nggelambyar jumlah hitunganku…
Makin lama, astaga makin pengen kabur rasanya…
Akhirnya aku inget kata-kata pak Harun (wali kelasku). “Orang ketika sakit itu seharusnya dinikmati, karena apa? Karena disaat seperti itu, dia bisa benar-benar bersyukur karena masih bisa merasakan kehidupan.” Bener banget! Akhirnya aku mulai menikmati kesakitan itu, sambil berhitung hehe. Yang paling menyakitkan pas itu, adalah pas di pipi kiri yang paling banyak mbok-mbok jerawat, terus di hidung kiri (yg biasanya ketempelan kacamata). Kebetulan di hidung kiri ada jerawatnya. Review sejenak, jadi, pipi kiriku emang udah jadi sarang jerawat, terhitung sejak aku kelas 6 SD. Dan gatau deh, udah berapa ribu jerawat yang pernah singgah disitu, banyak banget bekasnnya. Dan 1 minggu lalu ada jerawat kecil di tempat kacamataku biasa bersandar, di hidung kiri. Tapi tak biarkan aja, dan dia kecepit kacamata. Tak pikir bisa kempes, nggak taunya malah melebar dan aneh. Usut punya usut, ternyata isinya darah, dan itu nggak bisa hilang kalo nggak diletusin. Akhirnya aku minta diletusin aja, daripada tambah gak oke. Kedua wilayah itu bener-bener sesuatu banget rasanya, tapi Alhamdulillah masih bisa ditahan. Menurut quick count alaku, benda lancip itu menjamah wajahku sebanyak 98kali, dan telunjuk+tisu itu memencet wajahku sebanyak 113 kali. Alamaaak, ini banyak banget jamahannya. Mungkin jerawat dan komedoku keterlaluan parah, buanyak banget!
Sesi ketujuh, benar kata pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tahap sakit selesai digantikan tahap pencucian, pake air hangat, enak banget sambil di massage badannya. :D
Sesi kedelapan, kalo nggak salah pendinginan, pake kayak microphone tapi pentolannya duingin banget, uenaaak.
Sesi kesembilan, maskeran. Kayak maskeran biasaaa.
Sesi terakhir, pencucian pake air hangat lagi, terus dikasih cream. So creamy! ~

Dari pengalaman itu aku tahu, perjuangan orang-orang yang kepingin cantik itu susah. Perjuangan orang kepingin cantik itu mahal. Perjuangan orang kepingin cantik itu sakit. Tapi ingatlah, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Unforgettable banget deh pengalaman facial pertamaku. :)
Doakan aku berhasil menjadi perempuan yang lebih cantik ya, cantik luar dan dalam ;)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Sumpah Muanis POL!

Westlife - Beautiful in White




Not sure if you know that
But when we first met
I got so nervous I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece
So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
What we have is timeless
My love is endless
And with this ring I
Say to the world
You're my every reason you're all that I believe in
With all my heart I mean every world
So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
oooh oh
You look so beautiful in white
So beautiful in white
Tonight
And if a daughters what our future holds
I hope she has your eyes
Finds love like you and I did
Yeah, I wish she falls in love and I will let her go
I'll walk her down the aisle
She'll look so beautiful in white
You look so beautiful in white
So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
You look so beautiful in white
Tonight

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

SF Ballet - Swan Lake

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Sugar Plum Fairy

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Tchaikowsky - Nutcracker Ballet: Dance of the Mirlitons - Kirov Ballet

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

how deep is your love

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

waktu kita olahraga









  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

kenesnyaa






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Yel-Yel Pelajar Surabaya


We are number one
Everybody number two
We arek Suroboyo
We are come to you, say
Suroboyo Suroboyo areke oke!
Suroboyo Suroboyo areke oke!
Arek Suroboyo anti tawuran
Sifate cinta lingkungan
Jiwane jiwa, jiwa pahlawan
Pokoke dadi panutan
We are we are Suro Boyo
We are we are Suro Boyo
Arek Suroboyo anti tawuran
Sifate cinta lingkungan
Jiwane jiwa, jiwa pahlawan
Pokoke dadi panutan
We are we are Suro Boyo
We are we are Suro Boyo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments