Sepenggal Kisah di Jalan Gula
Label: jalan-jalanjalan | at 6:39:00 AM
Surabaya, 13 Agustus 2015
Hi readers, nggak tahu berapa bulan aku udah nggak nulis cerita keseharian di blog ini lagi. Sudah banyak sarang laba-laba ya? Kangen nulis cerita sehari-hari, banget.
Ceritanya nih kan aku ada libur 2 bulan, dari seminggu sebelum lebaran sampai 31 Agustus besok. Nah, lumayan lama kan ya, lumayan banget. Bisa dibuat mainan scrapbook, jalan-jalan, olahraga, sama rapat-rapat gitu.
Kebetulan banget tanggal 11 Agustus kemarin aku bosen di rumah, akhirnya jalan-jalan dah sama temen-temen ke Jl. Gula. Lokasi yang biasanya jadi tempat pemotretan untuk efek-efek vintage lawas 70'an gitu. Aku kesana, ambil beberapa foto, tapi lebih banyak jalan-jalannya, sekedar menikmati pemandangan bangunan-bangunan sambil membayangkan ketika ada di masa lalu. Lay ya hahaha.
Nggak banyak sih yang berubah dari tempat ini sejak pertama kali aku kesana (kira-kira 2 tahun lalu). Tapi sayang banget, tempat yang dulu menurutku keren, lawas banget sekarang jadi ga begitu indah. Coba lihat tuh di fotoku yang terbawah, dulu dindingnya bersih, warnanya krem gitu. Tapi sekarang udah ada coretan-coretan tulisan nggak jelas dari pylox gitu. Selain itu di kusen jendelanya sekarang ada tulisan Fahmi love siapa gitu aku lupa. Hmmm, jadi eman kan. Nggak se lawas dan nggak seindah dulu lagi rasanya.
Waktu lihat coretan-coretan itu aku jadi bingung harus merespon apa.
Pesanku untuk siapapun yang sempat kepikiran untuk corat-coret atau sekedar menuliskan nama di situ: "Tolong dipikirkan, meskipun kita bukan pakar sejarah, tapi setidaknya kita bisa menghargai saksi bisu kehidupan di masa lalu. Tetap jaga keasliannya, hargai. HARGAI. Satu lagi, yang mendasar adalah jangan pernah rusak apapun yang bukan milik kita, dalam konteks apapun. Bisa?"
Semoga bisa jadi referensi dan bisa jadi rambu pengingat buat temen-temen semua yang tangannya suka 'gemes'. Thank you ;)
fly me to the moon, would you? |
Maunya sih mirip foto-fotonya muradosmann, tapi tangan kependekan, jadi gagal dah |
Pers dan Media Sosial (Indonesia dan Prancis)
Label: tugasku :) | at 4:59:00 PM
Resume
Kuliah Tamu
Pers
dan Media Sosial (Indonesia dan Prancis)
Oleh:
Atikah Ayu Taqiyyah
NIM:
071411531004
Ilmu
Komunikasi
Universitas
Airlangga Surabaya
Selasa
pagi (31/03) seluruh mahasiswa komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR)
angkatan 2013 dan 2014 berkumpul di Aula Gedung C FISIP. Tujuannya adalah untuk
mengikuti kuliah tamu yang membahas tentang Perbedaan Pers dan Media Sosial di
Indonesia dan di Jerman. Kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama dari ilmu
komunikasi UNAIR dengan Institute Francais Indonesia (IFI). Acara ini menghadirkan
tiga orang narasumber, yakni Prof. Dr. Rachmah Ida, Ph.D. atau yang akrab
disapa dengan ibu Ida, selaku dosen dari ilmu komunikasi Universitas Airlangga,
Maud Watine, jurnalis media cetak Prancis, dan Andi Nurroni, jurnalis Republika
sekaligus anggota Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI), dan dimoderatori
oleh Kandi Aryani, MA, salah satu dosen ilmu komunikasi. Kuliah tamu ini
dimulai sejak pukul 10.30 WIB.
Di
awal acara, moderator menjelaskan tentang pokok bahasan dari pertemuan itu,
yakni apa saja perbedaan antara pers dan media sosial di Indonesia dan Prancis,
dan apakah dengan maraknya media sosial dapat membuka peluang baru atau bahkan
menjadi ancaman bagi pers di Indonesia maupun Prancis. Lalu moderator
mempersilahkan ibu Ida untuk mengawali bahasan dalam kuliah tamu. Beliau
memaparkan mengenai perkembangan pers dan media sosial. Beliau berkata bahwa
pada awalnya media sosial digunakan oleh bangsa Roma sebagai sarana propaganda.
Lalu seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, pers difungsikan sebagai
alat untuk menyebarkan berbagai informasi tentang permasalahan politik, perang,
dan berbagai hal lainnya. Penyebaran informasi makin maju dan praktis seiring
dengan munculnya world wide web (www).
Setelah
itu muncul sistem cetak jarak jauh. Sistem ini menjadikan berita yang bersumber
dari media cetak (koran) yang berlokasi di Jakarta dapat dicetak di Surabaya
dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menjadi sangat menguntungkan sebab koran
tersebut dapat disebarluaskan dengan cepat ke berbagai kota atau bahkan negara.
Kemudian muncul juga berbagai situs berita online seperti yahoo, msn,
detik.com, dan lain sebagainya. Dengan hadirnya siyus berita online, pembaca
dapat mengetahui informasi lebih cepat dan aktual. Walaupun sudah ada situs berita
online, tetapi posisi koran sebagai media cetak tetap diminati oleh pembaca dan
mempertahankan eksistensinya.
Tak
berhenti di situ saja, kini hadir berbagai media sosial yang semakin menjamur
dan melekat di kalangan masyarakat, seperti facebook, instagram, path. Media
ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi bagi para
jurnalis. Juga sekaligus mempermudah mereka untuk mendapatkan berita, misalnya
berita gosip selebriti, jurnalis tidak lagi harus mewawancarai selebriti yang
terlibat dalam gosip itu, ia hanya perlu melihat akun media sosial selebriti
itu, kemudian mencantumkan status-statusnya dan dijadikan berita. Media sosial
juga dapat digunakan sebagai sarana kampanye, sarana protes masyarakat terhadap
pemerintah dengan cara yang etis, serta pemberitaan mengenai seseorang yang
memerlukan bantuan dan penggalangan dana. Di akhir pemaparan, ibu Ida
menjelaskan bahwa media sosial dapat bermanfaat atau bahkan malah berbahaya,
tergantung dari oknum yang menggunakannya.
Andi
Nurroni pun sepakat dengan ibu Ida. Ia menjelaskan jika media sosial yang
menjamur seperti saat ini dapat menjadi peluang yang baik sebagai media untuk
berkampanye, meminta hak sebagai warga Negara, dan mengumpulkan dana untuk
membantu orang lain yang membutuhkan, seperti kasus koin untuk Prita. Ketika
ditanya mengenai budaya kampanye partai politik dengan menggunakan koran, Andi
menjawab jika itu sudah merupakan budaya, termasuk juga dengan keberpihakan
koran terhadap salah satu partai politik, bergantung dari keuntungan apa yang
akan didapatkan oleh koran tersebut. Baginya, merupakan hal lumrah jika koran
bersifat subjektif mengenai partai politik, tetapi ia juga menyadari bahwa hal
tersebut dapat berdampak sangat besar bagi pembacanya, baik itu ke arah yang
positif jika itu memang berita yang benar-benar terjadi, atau bahkan kea rah
negatif jika berita tersebut hanya difungsikan sebagai pencitraan semata.
Maud
Watine menjelaskan bahwa sebagai jurnalis Prancis, ia juga menggunakan media
sosial, tetapi ia memfungsikannya hanya untuk mencari informasi mengenai berita
dari luar negeri yang biasa ia dapatkan melalui trending topic world wide seperti di twitter. Bila di Perancis,
media cetak jauh lebih dipercaya oleh masyarakat dibandingkan dengan media
sosial, karena berita yang dicantumkan dalam media sosial belum tentu valid,
dan cenderung bersifat subjektif. Para pembacanya sudah dibiasakan untuk
objektif dan kritis dalam menerima berita, mereka cenderung untuk mengkroscek
dan tidak mudah terprovokasi mengenai sesuatu hal hanya dari satu sudut
pandang. Tak hanya itu, media cetak di Perancis sangat menjaga etika
jurnalistik dan sama sekali tidak mau menerima bentuk kerjasama apapun dengan
partai politik di sana, karena media cetak harus bersifat objektif dan netral.
Di
penghujung acara, moderator menarik kesimpulan bahwa apapun yang tercantum
dengan media cetak maupun media sosial, seperti adanya keberpihakan terhadap
salah satu sisi, baik condong pada salah satu partai politik atau kecondongan
pada siapapun, sebagai pembaca kita harus membiasakan diri untuk bersifat
kritis, objektif dan selalu double check
sebelum mempercayai berita yang tercantum dalam media tersebut. [aat]
CFD Bebas Polusi?
Label: tugasku :) | at 4:58:00 PM
TUGAS
DASAR JURNALISTIK
OPINI
Nama : Atikah Ayu Taqiyyah
NIM : 071411531004
Prodi : Ilmu Komunikasi
CFD Bebas Polusi?
Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas
Kendaraan Bermotor merupakan sebuah kegiatan yang tengah digencarkan oleh
pemerintah di beberapa kota di Indonesia. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
menurunkan tingkat emisi gas buang kendaraan bermotor serta membiasakan
masyarakat untuk berpola hidup sehat dengan berolahraga. Di Surabaya kegiatan
ini diselenggarakan setiap hari Minggu di Jalan Tunjungan dan Jalan Raya Darmo
yang dimulai sejak pukul 06.00-09.00 WIB.
Kegiatan
ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. CFD yang dilaksanakan seminggu
sekali ini selalu dipenuhi oleh masyarakat dari berbagai golongan dan usia.
Dalam beberapa wancara dengan media massa ketika awal-awal pengesahan CFD,
masyarakat mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk jalan-jalan santai dan
bersepeda bersama teman atau keluarga. Semakin lama kegiatan ini dilaksanakan,
beberapa golongan masyarakat pun mulai melihat peluang bisnis di area ini.
Mereka memutuskan untuk membuka lapak dan berjualan berbagai produk, seperti
makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya.
Dengan
adanya lapak-lapak ini tentunya semakin mengundang masyarakat untuk mengunjungi
kawasan CFD. Tujuannya bukan lagi semata-mata untuk berolahraga, tetapi mulai
berkembang menjadi ajang untuk mencari sarapan, serta berburu produk dengan
harga murah. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi para perintis usaha kecil
di wilayah Surabaya. Mereka dapat memasarkan produknya dengan biaya lapak yang
cenderung terjangkau.
Akan
tetapi di lain sisi, lapak yang mereka gelar justru menimbulkan masalah baru,
yakni masalah kebersihan di sekitar area CFD. Bagaimana tidak, setiap produk
yang dijual, makanan misalnya, dibungkus dalam sebuah plastik atau tatakan dari
kertas. Kebanyakan pengunjung yang membeli makanan atau minuman di sebuah lapak
akan mengkonsumsi makanannya sambil berjalan-jalan. Ketika makanan atau
minumannya habis, maka mereka akan kebingungan harus membuang dimana. Terlebih
lagi tempat sampah di sekitar wilayah CFD cenderung masih terhitung sedikit.
Sementara jika terus menerus membawa plastik bekas makanan ketika berjalan, mereka
akan merasa tidak nyaman. Hingga akhirnya mereka membuang sampah di tepi
trotoar atau bahkan di tengah jalan.
Tidak
hanya pengunjung yang membeli produk saja, beberapa penjual bahkan turut andil
dalam mengotori area CFD. Saat ditanya mengenai alasan mereka membuang sampah
sembarangan, mereka mengatakan bahwa mereka lupa membawa tempat sampah, dan
membuang di tempat sampah terdekat sangatlah tidak efektif dan memperlambat kinerjanya
dalam melayani pembeli. Mereka membuang sampah sisa bungkus kopi, atau sisa
plastik lainnya begitu saja, beterbangan hingga ke area sekitarnya.
Jika
kita lihat dari satu sisi, memang benar kegiatan CFD dapat mengurangi polusi
udara sisa hasil buangan dari kendaraan bermotor. Akan tetapi kegiatan CFD
justru menimbulkan masalah baru yakni timbunan polusi tanah di sekitar wilayah
CFD. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka area CFD bukan lagi menjadi
area yang bebas polusi, tetapi menjadi ajang masyarakat untuk menghasilkan
polusi baru.
Demi
kenyamanan bersama, sudah seharusnya pihak pemerintah menegur para pembuka
lapak di sekitar area CFD untuk menyediakan tempat sampah atau plastik besar
untuk menampung sampah-sampah mereka sendiri serta sampah pembelinya. Tak hanya
itu, pemerintah juga seharusnya secara rutin mengingatkan para pengunjung agar
membuang sampah pada tempatnya. Serta menyediakan tempat sampah lebih banyak
lagi, karena jumlah tempat sampah yang disediakan di area CFD sangatlah tidak
sebanding dengan jumlah pengunjung CFD.
Contoh Naskah Berita Untuk Siaran Radio
Label: tugasku :) | at 7:36:00 AM
Surabaya, 4 Mei 2015
Dear readers, aku mau share tugas Dasar Jurnalistik yang baruuuu aja selesai kukerjakan. Aku share ini untuk jadi referensi readers semua. Mohon untuk tidak plagiat. Semoga bermanfaat untuk readers ya.
Nama :
Atikah Ayu Taqiyyah
NIM :
071411531004
Jurusan : Ilmu
Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Airlangga Surabaya
Naskah Berita
Untuk Siaran Radio
Musim Hujan:
Berkah Atau Bencana?
Musik pembuka
Opening
One hundred five point nine E-B-S F-M the
teenage spirit station// Selamat pagi kanca muda/ di sini ada Atikah/ yang
bakalan nemenin kanca muda semua selama dua jam ke depan di E-B-S Siaran Pagi//
Kali ini/ aku bakal bawain beberapa topik menarik untuk kanca muda semua// Dan juga
bakal muterin lagu-lagu yang pas banget untuk nambah semangat kanca muda di
pagi ini// Meskipun cuacanya lagi hujan deras/ tapi kanca muda kudu tetep
semangat// Ayok yang pada baru bangun/ buruan mandi/ sarapan/ dan siap-siap
sekolah sambil dengerin E-B-S Siaran Pagi yaah// Buat yang mau nimbrung untuk
berpendapat tentang obrolan pagi ini/ atau mau request lagu-lagu yang bangkitin
semangat/ boleh banget// langsung aja kirim SMS di 085707172737/ dengan format/
nama/ spasi umur/ spasi request lagu atau tanggapan kanca muda tentang obrolan pagi
ini//
Lead Berita
For
your information/ di Surabaya dan sekitarnya sekarang lagi hujan deras/ dan
langit gelap banget// Hujan-hujan gini/ kanca muda pasti ngerasa enggan buat
bangkit dari atas kasur// Suhunya asli bikin males banget untuk bangun dan beraktivitas/
ya kan?// Bicara tentang hujan/ pasti ada kalanya/ kita ngerasa kalo hujan tuh
bener-bener menjadi berkah// Dan ada saatnya juga kita ngerasa hujan yang turun
itu bawa bencana//
Pemaparan Masalah dan Wawancara 1
Kalo
dipikir-pikir/ hujan yang berkah tuh kayak kalo pas udah lama banget musim
kemarau/ panas/ gerah/ terus tiba-tiba hujan// Udara jadi terasa sejuk dan adem//
Atau ketika kita lagi males banget buat nyiram tanaman/ dan tiba-tiba hujan/ rasanya
seneng kan ya/ tanaman bisa dapet nutrisi/ dan kita juga nggak perlu
repot-repot menyirami// Dan yang paling merasa beruntung dengan datangnya hujan
adalah para petani/ dan yang satu ini nih/ para penjual payung dan jas hujan//
Cocok banget sama apa yang dikatakan Jasmin/ mahasiswi Universitas Tujuh Belas
Agustus yang juga owner dari toko payung online// Menurut dia/ kalo musim hujan
kayak gini tuh penjualan payungnya bisa meningkat sampai tiga kali lipat dari
hari-hari biasa kanca muda// Wow!/ Hujan benar-benar menguntungkan untuk para
penjual payung dan jas hujan ya//
Pemaparan Masalah dan Wawancara 2
Tetapi/
hujan juga nggak sepenuhnya membawa keuntungan// Ada ruginya juga kanca muda//
Kita jadi merasa lebih sulit untuk beraktivitas/ karena hujan yang terlalu
deras// Selain itu juga banyak menyebabkan tanah longsor di daerah dataran
tinggi// Penyebaran penyakit/ seperti diare/ demam berdarah/ dan flu// Terus
berpotensi banjir di sana-sini/ macet/ dan meningkatnya jumlah kecelakaan lalu
lintas// Seperti yang dikatakan Firosa/ mahasiswi Universitas Negeri Surabaya/
dia merasa bahwa musim hujan itu sangat berbahaya/ karena berpotensi terjadi
kecelakaan bagi pengendara bermotor maupun pejalan kaki// Mahasiswi semester 6
itu pernah mengalami kecelakaan ketika sedang berada di jalan Raya Prapen//
Karena sedang hujan deras/ terdapat banyak genangan/ dan tanpa dia ketahui/
ternyata di jalan yang ia lewati terdapat lubang yang cukup lebar// Karena dia
tidak siap/ akhirnya dia terjatuh kanca muda//
Penutup
Dari
cerita mereka/ kita jadi makin sadar ya kanca muda/ gimana hujan membawa
keuntungan dan kerugian// Yang terpenting adalah kita harus tetap siaga dengan
kondisi apapun kanca muda// Kita harus tetap berhati-hati nih ketika
berkendara// Oh iya/ untuk kanca muda yang sekarang udah bersiap-siap untuk berangkat
ke sekolah/ ke kampus/ atau ke tempat kerja/ harap berhati-hati ya// Jangan
sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan// Aku berharap semoga kanca muda
semua selamat sampai di tempat tujuan// Dan untuk menambah semangat kanca muda
sebelum berangkat/ aku bakal puterin satu lagu dari RAN/ yang berjudul Selamat
Pagi/ khusus untuk kanca muda semua!///
Musik – lagu Selamat Pagi yang dinyanyikan oleh RAN
Klik di sini untuk mendengarkan rekaman tugasku ;)
Klik di sini untuk mendengarkan rekaman tugasku ;)
10.42
| at 8:46:00 PM
Surabaya, 2 Mei 2015
10.42
Sahabat,
mungkin karena aku terlalu merindukanmu,
hingga kini,
baru saja,
aku
bermimpi kehilanganmu
Semoga kamu baik-baik dan tetap ada
Semoga kamu baik-baik dan tetap ada
UTS Dasjur - Feature
Label: tugasku :) | at 5:16:00 AM
TUNA NETRA
PENJUAL SAPU KELILING
Langit masih berwarna biru pekat ketika waktu
menunjukkan pukul lima pagi. Seorang lelaki bertubuh kurus keluar dari pintu
rumahnya dengan perlahan. Pria berlogat khas Jawa itu membalas sapaan tetangga
di sebelah rumahnya dengan ramah. Setelah menyapa dan bercengkrama, tangan
kanannya mengambil sebuah tongkat yang terbuat dari kayu yang disandarkan di
samping pintu rumahnya, ia juga memikul beberapa batang sapu di bahu kirinya.
Beban di pundak kirinya membuat langkah lelaki
berusia enam puluh satu tahun itu terasa berat. Dengan bantuan tongkatnya ia
menyusuri jalan Raya Bendul Merisi hingga jalan Wonokromo untuk mencari
angkutan umum. Lelaki itu meminta bantuan seorang sopir angkutan umum untuk
memberitahu jika angkutan umumnya sudah tiba, maklum saja, ia adalah seorang tuna
netra.
Lelaki bernama Sunarto atau yang akrab disapa Pak To
itu sudah mengalami kebutaan sejak lahir. Ia mengakui jika dengan kondisi
penglihatan yang tidak ‘awas’ itu awalnya sangat membatasi ruang geraknya. Terlebih
lagi saat ia masih menetap di desa asalnya di Tulungagung. Saat itu keluarganya
merasa malu memiliki anak yang buta. Ia dibesarkan oleh keluarganya dan hanya
boleh beraktivitas di dalam rumah saja. Ia tidak diperbolehkan untuk menemui
orang lain karena lelaki itu dianggap sebagai aib bagi keluarganya.
Merasa frustasi dengan kehidupan yang penuh hinaan
dari keluarganya, ia pun memutuskan untuk mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan oleh Dinas Sosial. Di sana ia mengikuti pelatihan pijat tuna
netra. Setelah lulus dari pelatihan tersebut ia pun berharap untuk bisa
mendapatkan pekerjaan sebagai seorang tukang pijat. Akan tetapi yang terjadi
justru sebaliknya, ia tidak kunjung mendapatkan pekerjaan tetap.
Rasa kecewa terhadap pemerintah sudahlah pasti.
Betapa tidak, dengan mengikuti pelatihan ia berharap mendapat sebuah keahlian
dan pekerjaan. Tetapi kenyataannya pemerintah justru menjawab jika pihaknya
hanya membantu mengembangkan bakat. Untuk pekerjaan, para tuna netra harus mampu
berjuang untuk memperolehnya di luar, tanpa bantuan pemerintah.
Merasa kesal dengan jawaban tersebut dan makin
terkucilkan dirinya di keluarga, ia pun memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
Di Jakarta ia menjadi seorang tukang pijat keliling. Pada saat itu pelanggan
yang paling sering menggunakan jasanya adalah para pekerja seks komersial.
Tak hanya memijat di Jakarta saja, ia pun memijat di
berbagai kota, seperti Malang, Surabaya, Kediri, dan beberapa kota lainnya. Hal
itu ia lakukan bukan semata-mata untuk mencari uang saja, tetapi juga untuk
menambah pengalaman, sekaligus jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang belum
pernah ia datangi.
Ketika sedang menjajakan jasa pijatnya di Surabaya,
tanpa disengaja dirinya bertemu dengan seorang pria bernama Soenandar
Prijosoedarmo, Gubernur Jawa Timur yang ke delapan. Pak Nandar pun
menghampirinya dan bercengkrama sebentar. Pak Nandar menyarankan agar dirinya
berganti profesi, yakni berdagang dan memberinya modal untuk membangun usaha. Dengan
modal yang diberikan Pak Nandar ia pun menjual sapu mulai dari tahun 1982
hingga saat ini.
Benar saja, semenjak menjajakan barang, ia memiliki
pemasukan yang lebih stabil. Ia menjajakan dagangannya dengan berkeliling dari
satu kampung ke kampung lain. Setiap harinya ia membawa sepuluh batang sapu.
Lelaki beranak satu itu menjajakan dagangannya di sekitar daerah Gubeng dan
Manukan Surabaya. Terkadang ia menjajakan dagangannya dengan naik becak, hanya
jika ia memiliki uang lebih. Jika dirata-rata penghasilan yang ia dapatkan
setiap harinya adalah sebesar sepuluh ribu rupiah.
Pada masa-masa awal ia merasa sangat kesulitan,
terutama untuk menghafalkan jalan yang masih asing baginya. Perlu dua tahun
untuk beradaptasi. Tak hanya tersesat, ia pernah juga terperosok ke kali.
Kejadian itu tak hanya terjadi sekali. Meskipun begitu ia merasa beruntung
karena ada orang yang mau menyelamatkannya saat ia terperosok ke kali. Tak
hanya itu, ia juga harus banyak bersabar, karena orang-orang di sekitarnya
sering mencibir dan memberikan komentar negatif kepadanya.
Dengan senyum tipis ia bercerita bahwa setelah enam
belas tahun berdagang sapu di Surabaya, akhirnya ia bertemu dengan wanita yang
kini menjadi istrinya. Wanita itu bernama Sukati. Kehadiran wanita yang kini
berprofesi sebagai pegawai katering itu telah menjadi tambahan semangat baru
baginya. Karena baginya mencari nafkah adalah untuk mencukupi kebutuhan hidup
anak dan istri. Ia pun tertawa dan berkata jika seandainya ia tidak bertemu
dengan pujaan hatinya itu, mungkin saat ini ia malah tidak bekerja dan tidak
menjadi apa-apa. Bersama dengan istrinya ia berkomitmen untuk terus bekerja
demi menghidupi anak mereka.
Dengan bangga pak To menceritakan jika dari hasil
kerja keras mereka berdua kini mereka memiliki rumah, kendaraan, dan dapat menikahkan
anak semata wayangnya dengan acara pernikahan yang digelar sesuai dengan apa
yang diinginkan putrinya itu. Baginya hidup dengan kekurangan bukanlah sebuah kekurangan,
tetapi itu adalah kesempatan untuk lebih mengembangkan diri dan tidak menyerah dengan
keadaan.
Dengan tangan gemetar dan suara yang tegas ia
berharap agar pemerintah dapat lebih peduli terhadap rakyat kecil seperti
dirinya dan teman-temannya. Lelaki itu tidak berharap kekecewaan yang ia
peroleh beberapa puluh tahun lalu kembali terulang untuk generasi selanjutnya.
Setiap hari ia selalu berdoa agar kelak pemerintah lebih peduli dan berjiwa
sosial, berjuang untuk kepentingan rakyat kecil, bukan untuk mewujudkan
kepentingan pribadinya saja.
OLEH:
NAMA :
ATIKAH AYU TAQIYYAH
NIM :
071411531004
JURUSAN :
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS AIRLqANGGA
hello
| at 5:40:00 PM
Surabaya, 8 April 2015
sahabat kecil ({})
Label: memories :) | at 11:20:00 PM
Surabaya, 20 Februari 2015
Dear readers,
Udah lama banget banget bangettt nggak nulis lagi. Gatau kenapa sekarang jadi susah, mager banget buat nulis. Niatnya nulis, tapi pas buka laptop, srett langsung yang dibuka yahoo, youtube, pinterest, sadar-sadar udah malem, atau tau-tau ketiduran sampe pagi. Ohh dasarr -_____-
Nah sekarang aku mau ceritain tentang aku sama sahabat kecilku.
Namanya Athiyyah Rahma Nur Handayani, biasa dipanggil Athiyyah.
Kami satu SD, di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Aku? Anak yang kuper, cuma berteman sama sedikit anak, itupun dari anak kelasku aja, sama anak yang satu antar jemput sama aku.
Lalu Athiyyah? Anak yang hobi banget cerita, ngomong, kenalan, suka umek begitu.
Nah,ceritanya, kami bertemu waktu kelas 3 SD. Karena? Ya karena aku sama dia satu kelas, kelas 3C, wali kelas kami bu Sulis hihi masih inget deh. Yak, bu Sulis selalu mengajarkan untuk berteman, terus aku kenalan sama Athiyyah, sering main bareng, sama anak-anak cowok juga. Main kejar-kejaran, makan bareng, gitu lah. Tapi dulu belum terlalu dekat.
Sampe suatu hari aku jalan ke Plasa Marina, satu mal yang deket banget sama rumahku. Disana aku lihat ada diary pakai kunci yang kayak brankas gitu. Gambarnya beruang, aku sukaaa banget. Kalau nggak salah sih jaman segitu harganya Rp 5.000,-. Aku naksir sama 2 model, aku bingung mau pilih yang mana, akhirnya aku ambil dua-duanya hiehieheie. Setelah sampai rumah, aku memutuskan untuk pilih satu, dan aku janji dalam hati, satunya bakal tak kasih ke temenku yang mirip ini.
Keesokan harinya, aku ke sekolah dengan sangat bahagia. Biasalaah, anak SD kalo punya barang baru pasti bakal dibawa ke sekolah dengan wajah sumringah gitu kan yaa. :D
Terus aku bingung mau kasih ke siapa, nah tiba-tiba aja aku kepikiran sama si anak satu ini. Anak ini lucu, baik, ndut, lucu pol kayak cover diary hihihi. Akhirnya aku cari-cari dia deh, eh kita ketemuan di tangga. Yak, di tangga lantai 2 mau ke lantai 3 itulah aku ngasih dia diary gambar beruang itu. Dia seneng banget waktu nerima diary dari aku. Loncat-loncat, sambil bilang makasih, lucu banget, berulang-ulang. Aku bilang, "Diisi ya yah..." dengan ekspresi bahagia. Sejak saat itulah aku sama Athiyyah jadi makin deket, makin deket, dan makin deket setiap harinya.
Kami punya beberapa kesamaan. Nama kami hampir sama, Atikah, sama Athiyyah, sampai-sampai guru, teman, sering ketukar kalo manggil kita, dan orang administrasi juga sering keliru menyebutkan nama. Kami dulu anak yang lumayan pinter, ada di kelas unggulan. Terus sama-sama suka menceritakan diri sendiri, lebih tepatnya, saling nggak mau kalah kalo udah membicarakan tentang diri sendiri ahahhhahaa. Kami suka bahasa indonesia, suka menulis, puisi, pada saat itu. Tapi, bedanya bahasa puisiku lebih sederhana, dan bahasanya? Sudah keren untuk seukuran anak kelas 3 SD, tatanannya sudah teratur, ada majas-majasnya, dan setiap dia baca puisi, selalu bagus. Bikin yang denger ikut terbawa masuk ke dalam puisi yang dia bacakan, itu yang selalu bikin aku nggak kuat. Tapi alhamdulillaah, aku sama Athiyyah punya kesempatan membacakan puisi waktu kelas 3 atau 4 SD, di depan teman-teman, beberapa kelas. Aku lupa pastinya, tapi temanya tentang korupsi.
Waktu kelas 6 SD kami sekelas lagi, di kelas 6D. Wali kelas kami namanya Pak Dudi, kami suka jail sama pak Dudi. Tiap pak Dudi lewat, kami pasti nyanyi dudi dudi dam dam dudi dudi dam dudi dudi dam dam dudi dudi dam begitu seterusnya, sampai kita capek sendiri nyanyinya. Pak Dudi juga sering bilang, "Arek iki maneh rek. Situke cilik sak kutil senengane mlaku bareng ambek arek guede sak ngene ckckckck." (Anak-anak ini lagiii. Satunya kuecil, senangnya jalan bareng sama anak segini besarnya.)
masuk SMP, kita sama-sama punya tujuan masuk SMP Negeri 1 Surabaya, tapi kita terpisah. Aku masuk SMP Negeri 6, dan dia masuk SMP Negeri 9. Aku masuk SMA Negeri 16 dan dia masuk SMA Negeri 2.
Makalah Pengantar Sosiologi "DAMPAK TREND PACARAN PADA KALANGAN REMAJA MASA KINI"
Label: tugasku :) | at 12:44:00 AM
MAKALAH PENGANTAR SOSIOLOGI
DAMPAK TREND PACARAN PADA KALANGAN REMAJA MASA KINI
DITULIS OLEH: ATIKAH AYU TAQIYYAH
NIM: 071411531004
PRODI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dahulu,
pacaran merupakan suatu hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia. Tetapi dengan
semakin berkembangnya zaman dan semakin berkembangnya teknologi informasi, presepsi
tentang pacaran mulai berubah menjadi sebuah hal yang sangat lumrah bahkan
menjadi trend. Trend ini menjadi
semakin berkembang terlebih lagi dengan adanya dukungan dari media massa, baik
radio, surat kabar, tetapi media massa yang paling gencar menyebarkan hubungan
pacaran televisi. Ada banyak sekali tayangan di televisi yang bertemakan
pacaran, mulai dari sinetron, drama, maupun reality
show.
Dalam
setiap tayangan pasti memiliki sasaran pasar. Sasaran yang dituju oleh tim
media massa dalam penyebaran trend
pacaran adalah para remaja. Hal ini
dikarenakan remaja masih berada dalam proses transisi, dari masa kanak-kanak
menuju dewasa. Di masa ini mereka cenderung lebih banyak mengikuti hal-hal yang
menjadi trend, tanpa mempertimbangkan
secara matang mengenai resiko-resikonya, termasuk trend pacaran.
Demikian
trend pacaran dengan cepat dapat
menyebar ke sebagian besar remaja. Selain itu penulis pun menduga bahwa makna pacaran
telah bergeser di masa kini. Dari yang awalnya pacaran adalah sebuah proses
perkenalan lebih jauh antara dua umat manusia yang ingin melangsungkan
kehidupan yang lebih serius, yakni menuju jenjang pernikahan. Kini tujuan
pacaran malah berubah menjadi salah satu syarat bagi remaja agar dikatakan
sebagai remaja normal atau bahkan remaja eksis. Hal ini disebabkan karena
kondisi lingkungannya yang menganggap bahwa jika ada remaja yang tidak memiliki
pacar, ia adalah remaja yang tidak gaul dan tidak rupawan.
Tidak
akan menjadi masalah ketika remaja berpacaran digunakan untuk menuju jenjang
yang lebih serius dan tetap berperilaku positif. Akan tetapi yang menjadi
masalah adalah apabila remaja memilih berpacaran hanya untuk menunjukkan
eksistensi diri di hadapan teman-temannya. Apalagi jika mereka menggunakan
ikatan pacaran sebagai sarana penyalur hasrat dan fantasi seksual dirinya
dengan pasangan. Penulis menduga bahwa kesalahan pola pikir dan pemaknaan
pacaran inilah yang menjadikan banyak remaja menjadi seperti sekarang ini,
hamil di luar nikah, meningkatnya kasus pelecehan seksual, pemerkosaan,
pencabulan yang oknum pelakunya adalah kekasihnya sendiri, dan meningkatnya
jumlah remaja yang mengidap penyakit menular seksual. Pacaran tidak lagi
menjadi pengikat menuju hubungan yang lebih serius, tetapi berubah menjadi pacaran
yang tidak sehat yang malah mengarahkan kita pada jalan menuju zina dan
kesesatan.
1.2.Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
realitas pacaran remaja di masa kini?
2. Bagaimana
usaha kita sebagai remaja sekaligus bagian dari masyarakat untuk melindungi
diri dan generasi muda Indonesia dari pacaran yang tidak sehat?
1.3.Tujuan
Makalah ini dibuat
dengan tujuan:
1. Mengetahui
realitas pacaran remaja masa kini.
2. Mengetahui
usaha apa yang harus kita lakukan untuk menjaga diri dan generasi muda
Indonesia dari pacaran yang tidak sehat.
1.4.Manfaat
Manfaat
dari makalah ini adalah agar kita sebagai masyarakat Indonesia dapat lebih
paham kondisi konkrit kehidupan remaja masa kini, khususnya mengenai kondisi
mereka yang berhubungan dengan trend pacaran. Sehingga kita dapat melakukan
antisipasi untuk melindungi keluarga, teman, atau tetangga kita yang masih
remaja agar dapat lebih bijak dan selektif jika hendak memutuskan untuk berpacaran,
dan apabila ia memutuskan berpacaran, ia tetap bisa menjaga diri dari pacaran
yang tidak sehat. Apabila kita menerapkan edukasi ini, maka setidaknya kita
dapat membantu memperkecil resiko kehamilan diluar nikah dan tindak asusila
yang dilakukan sepasang kekasih di lingkungan sekitar kita.
1.5.Landasan
Teori
1.5.1.
Definisi
Pacaran
Menurut
DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua
orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling
mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan
bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan
menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan
selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
Benokraitis
(1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan
seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki
kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.
Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah
direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya
dilakukan oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).
Kyns
(1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang
berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini
didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing.
Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara
pria dan wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman
(2004), keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk
mengungkapkan informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain menjadi
elemen utama dari keintiman. (Anonim, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23381/3/Chapter%20II.pdf,
diakses 13 Desember 2014).
1.5.2.
Jenis-Jenis
Pacaran
1.5.2.1.Pacaran Sehat
Pacaran sehat adalah pacaran yang memperhatikan
batasan-batasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam
berpacaran menurut norma umum di masyarakat. Memang norma di masyarakat
bergerak dinamis, dan berubah dari waktu ke waktu. Namun setidaknya ada batasan
minimal tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. (Slamet, http://forum.detik.com/pacaran-sehat-apa-itu-pacaran-sehat-t369946.html, diakses 18 Desember 2014).
Faktor pacaran sehat menurut kementerian dan kebudayaan harus
memenuhi empat sehat, yaitu: sehat fisik, sehat emosional, sehat sosial dan
sehat seksual. Sehat fisik artinya tidak ada kekerasan fisik, dilarang saling
memukul, menampar dan menendang. Sehat emosional artinya hubungan harus
terjalin baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali
emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Sehat sosial artinya pacaran tidak
boleh mengikat, dimana hubungan social dengan orang lain harus tetap dijaga
agar tidak terasa asing di lingkungan sendiri. Dikatakan bahwa tidak baik jika
menghabiskan waktu seharian penuh dengan pacar. Sehat sosial artinya dalam
pacaran harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal yang beresiko, jangan
melakukan aktivitas sampai beresiko, apalagi melakukan hubungan seks (Hafizh, http://www.suara-islam.com/read/index/12382/-Pacaran-Sehat-Ala-Kemdikbud-,
diakses 18 Desember 2014).
Berikut
ini adalah cara pacaran yang sehat: (1) tentukan batasan-batasan anda berdua,
(2) selalu menjalin komunikasi, (3) kurangi kontak fisik, (4) bertukar pikiran
dan pendapat, (5) saling mendukung satu sama lain dalam hal-hal positif, (6)
jalin hubungan dengan keluarga sang pacar, (7) hindari pacaran di tempat
pribadi anda berdua, (8) pendidikan dan pemahaman tentang seks, (9) mendekatkan
diri pada Tuhan, (10) pikirkan masa depan (Anonim, http://www.top10indo.com/2013/06/10-cara-pacaran-yang-sehat.html,
diakses 18 Desember 2014).
1.5.2.2.Pacaran Tidak Sehat
Pacaran tidak sehat merupakan lawan dari pacaran sehat, yang
berarti pacaran tanpa memperhatikan batasan-batasan apa yang boleh dan apa yang
tidak boleh dilakukan dalam berpacaran menurut norma umum di masyarakat,
mendekati zina, atau bahkan berzina.
Berikut ini adalah ciri-ciri pacaran tidak sehat,
diantaranya: (1) Pacaran cenderung tidak melalui tahap persahabatan, (2)
pacaran yang menyamakan cinta dengan hubungan fisik atau seks, (3) pacaran yang
mengisolasi pasangan dari hubungan penting lain, (4) pacaran yang mengalihkan
remaja dari tanggung jawab menata masa depan, (5) pacaran yang menyebabkan rasa
tidak puas ketika tidak memiliki pasangan, (6) pacaran menciptakan lingkungan
palsu tanpa benar-benar mengenal karakter dan sifat pasangan, (7) pacaran hanya
menjadi sebuah tujuan akhir, tidak menuju pada pernikahan, (Zuliliyan, http://zulliyan.blogspot.com/2010/09/ciri-ciri-pacaran-tidak-sehat.html, diakses 18 Desember 2014).
Berikut
ini adalah tahapan pacaran tidak sehat: (1) perkenalan, (2) pendekatan, (3)
pacaran, (4) mulai mengumbar janji, (5) memegang tangan, (6) diawali dari
memeluk pundak, lalu memeluk erat, hingga terbiasa berpelukan, (7) berciuman,
diawali dari cium tangan, lalu cium kening, lalu pipi, lalu bibir, lalu leher, dan
ke beberapa bagian tubuh bagian atas lainnya, (8) mulai mengajak pacaran di
tempat yang sepi dan pribadi, (9) mulai meraba bagian tubuh pasangan, hingga
menjadi kebiasaan, (10) melakukan hubungan intim, lalu dilakukan berulang-ulang
hingga kecanduan. (Agus, http://aluviku.blogspot.com/2012/12/tahapan-pacaran.html, diakses 19 Desember 2014).
BAB II
METODE
PENELITIAN
Dalam
penelitian ini akan dipaparkan cara penelitian yang meliputi; pendekatan
penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,
dan sistematika penulisan.
2.1.
Pendekatan
Penelitian
Penelitian
fenomena pacaran dan remaja masa kini mempergunakan dua jenis pendekatan, yakni
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kuantitatif merupakan penelitian empiris di mana data adalah dalam bentuk
sesuatu yang dapat dihitung/ angka. Penelitian kuantitatif memerhatikan pada
pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik. Metode penelitian
kuantitatif memiliki ciri khas
berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang
diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi
pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti.
“Pendekatan
kualitatif ialah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”
(Moleong, 2000:3).
Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: “1.) latar alami sebagai sumber langsung data 2.) manusia sebagai alat
(instrumen) 3.) bersifat deskriptif 4.) analisis data secara induktif 5.)
menekankan makna sebagai perhatian utama” (Moleong, 2000:4).
2.2.
Objek
Penelitian
Objek penelitian kali
ini adalah fenomena pacaran yang terjadi di kalangan remaja masa kini.
2.3.
Teknik
Pengumpulan Data
2.3.1.
Data
Data yang didapatkan
penulis dalam penelitian kali ini adalah berupa aturan-aturan, definisi, jenis
pacaran, serta fenomena pacaran di kalangan remaja masa kini.
2.3.2.
Sumber
Data
Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dari internet, dan dari realitas remaja
masa kini.
2.3.3.
Teknik
Pengumpulan Data
Penulis telah melakukan sebuah survei terhadap 100 remaja
secara acak dari rentang usia 15-19 tahun, atau sekitar kelas 1 SMA hingga
kuliah. Survei disebarkan melalui internet selama kurang lebih 24 jam yakni
sejak tanggal 6 Desember pada pukul 05.00 WIB hingga 7 Desember pukul 05.00
WIB. Survei tersebut mencakup 10 pertanyaan, sebagai berikut:
1. Apa arti pacaran menurut anda?
Jelaskan!
2. Menurut anda, apa yang menyebabkan
pacaran menjadi fenomena yang begitu marak?
3. Pentingkah pacaran itu? Sebutkan
alasan
4. Apa fungsi pacaran menurut anda?
5. Apakah anda pernah berpacaran?
6. Berapa kali anda pernah berpacaran?
Sebutkan dalam angka
7. Apa alasan anda berpacaran dengan
pasangan anda?
8. Sampai pada tahap mana kontak fisik
yang pernah anda lakukan bersama pasangan anda?
9. Apa yang melatar belakangi anda
melakukan kontak fisik tersebut?
10. Bagaimana pandangan anda terhadap
teman yang belum pernah berpacaran?
2.4. Teknik Analisis Data
Penulis
melakukan survei dengan menyebarkan kuisioner pada remaja, yang kemudian data
tersebut diakumulasikan, dituliskan dalam prosentase dan dicocokkan dengan
data-data mengenai pacaran yang diperoleh penulis melalui internet.
2.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut: Bab I: pendahuluan, memuat antara lain latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat. 2.) Bab II: metode penelitian,
memuat antara lain pendekatan penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan
data, dan sistematika penulisan. 3.) Bab III: hasil dan pembahasan, bab ini
merupakan bab inti dari makalah ini, karena membahas tentang fenomena pacaran
dan remaja masa kini. 4.) Bab IV: kesimpulan dan saran, merupakan kesimpulan
akhir dari makalah ini dan saran dari penulis untuk seluruh pembaca. 5.) Bab V:
daftar pustaka, merupakan sumber-sumber data yang digunakan penulis dalam
makalah ini.
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
2.1. Hasil Survei
Dari
survei yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan data sebagai berikut:
1.
Apa arti pacaran menurut anda?
Jelaskan!
a.
42% responden menjawab bahwa pacaran
hanya merupakan sebuah status antara 2 insan yang lebih dari sekedar teman.
b.
28% responden menjawab bahwa pacaran
merupakan sebuah proses menjalin hubungan antara 2 insan manusia yang memiliki
rasa lebih, mereka berniat untuk mengenal lebih mendalam, dan ingin menuju ke
jenjang yang lebih serius yakni pernikahan.
c.
25% responden menjawab fungsi pacaran.
d.
4% responden memilih untuk tidak mendefinisikan
pacaran.
e.
1% responden menjawab bahwa pacaran
bukanlah sesuatu yang penting, hanya kepalsuan semata.
2.
Menurut anda, apa yang menyebabkan
pacaran menjadi fenomena yang begitu marak?
a.
88% responden menjawab penyebab pacaran
menjadi fenomena yang begitu marak adalah karena arus globalisasi.
b.
12% responden menjawab penyebab pacaran
menjadi fenomena yang begitu marak adalah karena ingin menikah muda.
3.
Pentingkah pacaran itu?
a.
3% responden menjawab jika pacaran
merupakan hal yang sangat penting.
b.
27% responden menjawab jika pacaran
merupakan hal yang penting.
c.
56% responden menjawab jika pacaran
merupakan hal yang biasa saja.
d.
11% responden menjawab jika pacaran
merupakan hal yang tidak penting.
4. Apa
fungsi pacaran menurut anda?
a.
15% responden menjawab fungsi pacaran
adalah sebagai pembuktian tanda cinta.
b.
82% responden menjawab fungsi pacaran
adalah sebagai tahapan mengenal lebih dekat.
c.
5% responden menjawab fungsi pacaran
adalah untuk melampiaskan nafsu.
5.
Apakah anda pernah berpacaran?
a.
82% responden menjawab pernah
berpacaran.
b.
18% responden menjawab belum pernah
berpacaran
6.
Berapa kali anda pernah berpacaran?
a.
86,5% responden menjawab antara 1-5
kali.
b.
9,8% responden menjawab antara 5-10kali
c.
3,7% responden menjawab lebih dari
10kali
7.
Apa alasan anda berpacaran dengan
pasangan anda?
a.
39% responden menjawab karena cinta.
b.
53,7% responden menjawab untuk
memotivasi.
c.
4,8% responden menjawab untuk pamer.
d.
2,5% responden menjawab karena nafsu.
8.
Sampai pada tahap mana kontak fisik
yang pernah anda lakukan bersama pasangan anda?
a.
63,4% responden menjawab sampai tahap menggenggam
tangan.
b.
22% responden menjawab sampai tahap berciuman.
c.
5% responden menjawab sampai tahap meraba-raba bagian tubuh pasangan.
d.
1,2% responden menjawab sampai tahap berhubungan
intim.
e.
8,4% respoden memilih untuk tidak
menjawab.
9.
Apa yang melatar belakangi anda
melakukan kontak fisik tersebut?
a.
24,5% responden melakukan kontak fisik
tersebut karena ingin tahu.
b.
67% responden melakukan kontak fisik
tersebut karena wujud rasa sayang
c.
8,5% responden memilih untuk tidak
menjawab
10. Bagaimana
pandangan anda terhadap teman yang belum pernah berpacaran?
a.
15,8% responden menjawab mereka yang
belum pernah berpacaran adalah teman yang sangat alim.
b.
83% responden menjawab mereka yang belum
pernah berpacaran adalah teman yang teguh dalam memegang prinsip
c.
1,2% responden menjawab mereka yang
belum pernah berpacaran adalah teman yang tidak gaul.
2.2. Pembahasan Fenomena Pacaran dan
Remaja di Masa Kini
Dalam pembahasan kali ini penulis akan membahas tentang
fenomena pacaran dan remaja di masa kini. Masa remaja adalah masa transisi dari
masa kanak-kanak menuju dewasa. Di masa ini mereka cenderung ingin mengetahui
lebih banyak hal, mencoba hal-hal baru, meniru sesuatu yang dianggap keren.
Mereka merasa sudah mulai dewasa, padahal pola pikirnya cenderung tidak berpikir
jangka panjang dan masih cenderung kekanak-kanakan.
Ketika pacaran sering muncul dalam tayangan televisi, mulai
dari sinetron, drama, reality show, hal
itu membuat remaja tertarik. Hasrat ingin mencoba pun tumbuh, dan akhirnya
mereka memutuskan untuk mencobanya. Kemudian mereka menceritakan pada
teman-temannya, melalui obrolan santai, sms, chat, atau banyak media lainnya. Lalu
teman-temannya pun ikut tertarik dan mencoba hal yang sama.
Pacaran yang ketika pada tahun 1970an menjadi tabu dan
dirahasiakan dari muka umum, kini malah dipertontonkan, dijadikan bahan
pembicaraan santai, bahkan diumumkan di akun media sosial, kemudian temannya
mengucapkan selamat, semoga langgeng, dan lain sebagainya. Karena semakin
banyak remaja yang meniru perilaku pacaran, maka pacaran pun semakin berkembang
hingga menjadi sebuah trend dan beberapa
orang menganggap pacaran seakan menjadi bagian wajib dari kehidupan remaja.
Dari
82 remaja yang pernah melakukan pacaran, hanya 10 remaja yang pacarannya 1 kali.
Sementara 72 remaja lainnya mengaku pernah berpacaran lebih dari 1 kali, bahkan
ada yang lebih dari 10 kali. Hal ini membuktikan bahwa pacaran telah memiliki
pergeseran makna di mata remaja, dari yang awalnya pacaran adalah proses
mengenal lebih dalam untuk menuju hubungan yang lebih serius, kemudian
mayoritas remaja menjadi beranggapan bahwa pacaran merupakan sebuah status
untuk menunjukkan bahwa 2 individu ini lebih dari sekedar teman biasa. Pacaran
bukan lagi menjadi sesuatu yang serius, tetapi bisa berganti-ganti, jika bosan
ganti.
Mengenai pacaran sehat dan tidak sehat, semua berawal dari niat
remaja tersebut memutuskan untuk berpacaran. Jika ingin serius untuk mengenal
lebih dalam lawan jenis dan berniat untuk menikah, atau untuk memotivasi, itu
merupakan tujuan yang positif. Tetapi bila niat awal memang sudah buruk, untuk
menyalurkan hasrat seksual, atau hanya sekedar untuk menunjukkan pada teman
jika dia adalah remaja eksis dan bisa memiliki pacar, maka awalan tersebut
adalah awalan yang sangat buruk untuk menjalin sebuah hubungan.
Setelah niatan, tahap selanjutnya yang perlu kita pastikan
adalah proses ketika menjalani hubungan tersebut. Jika selama menjalani
hubungan tetap memegang teguh komitmen, saling menjaga diri, menjaga
komunikasi, saling percaya, dan saling
memotivasi, maka hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai hubungan yang sehat.
Tetapi jika pasangan terlalu mengikat kita dalam berhubungan dengan lingkungan,
maka segeralah komunikasikan dengan pasangan agar kejadian itu tak terulang
kembali. Karena berpacaran seharusnya tidak membuat kita menjadi terasingkan
dari wilayah sekitar kita. Lalu apabila terjadi kekerasan fisik, mental, dan
terjadi pelecehan seksual, walau hanya sekali saja, sebaiknya segera hentikan
hubungan tersebut. Karena dengan munculnya salah satu dari tiga indikasi
tersebut menunjukkan pada kita bahwa pasangan kita memang benar-benar tidak
lagi berniat untuk melindungi kita, tetapi justru akan membawa kita pada
hubungan yang tidak sehat.
Lalu untuk tahapan kontak fisik yang pernah dilakukan remaja,
hal ini masih dapat dikatakan wajar apabila mereka pernah menggenggam tangan kekasihnya,
sesekali saja. Tapi akan mulai menjadi tidak wajar ketika mereka sudah mulai
memeluk, karena apabila mereka telah berpelukan, maka secara alamiah akan
muncul keinginan untuk melakukannya lagi dan melakukannya terus menerus, hingga
remaja tersebut akan mulai kecanduan dan ingin mengembangkan menuju yang lebih
dari sekedar pelukan. Lama kelamaan remaja ingin mulai merasakan rasanya
ciuman, lalu mencobanya lagi dan lagi hingga menjadi kebiasaan. Lalu kebiasaan
itu berkembang dan mulai meraba bagian tubuh pasangan, bila tidak ada penolakan
dari pasangan, maka proses tersebut akan terus berlangsung hingga menjadi
kebiasaan yang kemungkinan besar akan dilakukan di tempat-tempat yang sepi,
maupun di tempat pribadi mereka, seperti kamar, atau rumah ketika dalam keadaan
kosong.
Lama kelamaan tahapan kontak fisik ini akan terus berkembang
hingga melakukan hubungan intim, lalu dilakukan berulang-ulang hingga
kecanduan. Apabila pasangan sudah terbiasa melakukan hubungan intim, maka
peluang terjadinya penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah
akan semakin besar, dan sangat sulit untuk terhindarkan.
BAB
IV
PENUTUP
2.3. Simpulan
Dengan
kemajuan teknologi, trend pacaran kian
menjadi-jadi. Dengan berbagai alasan, para remaja memilih untuk berpacaran.
Proses pacaran merekapun beraneka ragam, ada yang tetap di batasan yang
seharusnya, ada juga yang melewati batas. Akan tetapi semakin lama semakin
banyak remaja Indonesia yang gaya pacarannya tidak sehat, sehingga angka
kehamilan diluar nikah, pemerkosaan yang dilakukan oleh pacar, dan remaja penderita penyakit menular seksual
semakin meningkat.
2.4. Saran
2.4.1. Kuatkan
iman, perdalam pengetahuan agama, dan terapkan nilai-nilai agama dalam
kehidupan kita sehari-hari. Hal ini sangat ampuh untuk menjadi benteng pelindung
agar kita terminimalisir dari kesesatan dan godaan-godaan setan yang terkutuk.
2.4.2. Sebagai
remaja hendaklah kita membiasakan diri untuk berpikir ke depan. Berpikir
sebelum bertindak, jangan ikut-ikutan, dan jangan hanya memikirkan kenikmatan
sesaat saja.
2.4.3. Sebelum
memutuskan untuk berpacaran, coba pikirkan lebih matang lagi apakah alasan anda
untuk berpacaran sudah kuat memang untuk tujuan yang positif atau hanya untuk
sekedar main-main saja. Jika sekedar main-main atau berniatan buruk, lebih baik
urungkanlah niat anda. Jika sudah dirasa kuat, coba pikirkan sekali lagi. Jika
memang benar-benar sudah mantap, dan siap dengan segala konsekuensi,
lanjutkanlah.
2.4.4. Buat
komitmen dan batasan-batasan sejak awal hubungan kalian dan buat sanksi bila
melanggar komitmen tersebut. Guna dari komitmen dan batasan ini adalah untuk
melindungi kedua belah pihak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan.
2.4.5. Lakukanlah aktivitas bersama pasangan di tempat-tempat yang
ramai, atau minimal ada orang ketiga yang berfungsi sebagai pemantau agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bila perlu, sertakan orang tua atau
anggota keluarga dalam setiap aktivitas kalian berdua.
2.4.6. Urungkan niat untuk berbuat hal yang negatif dan tolaklah
keinginan pasangan untuk melakukan kontak fisik yang lebih dari sekedar
berpegang tangan. Terlepas dari apapun latar belakang pasangan kita melakukan
kontak fisik tersebut, perbuatan itu memuktikan jika pasangan kita telah
tergoda dengan rayuan setan dan justru akan membawa kita ke arah yang negatif.
2.4.7. Bila anda sudah terlanjur pernah melakukan
perbuatan-perbuatan negatif tersebut dengan kekasih anda segeralah hentikan,
dan arahkan hubungan pacaran kalian ke arah yang positif.
2.4.8. Bila kekasih tidak ingin menghentikan perbuatan itu,
segeralah tinggalkan. Karena itu artinya ia bukanlah pasangan yang baik untuk
anda. Jika memang ia adalah pasangan yang baik, ia tentu akan melindungi anda
dan menjaga anda, bukan malah menjerumuskan anda.
DAFTAR
PUSTAKA
Bremana, Mbajeng. Pacaran dalam Konteks Sosiologi Antropologi.
Selasa, 24 Januari 2014 (http://mbremana.blogspot.com/2012/01/pacaran-dalam-konteks-sosiologi.html,
diakses pada tanggal 3 Desember 2014)
Arifatmi, Leni. Karya Ilmiah Sosiologi (http://leniarifatmii.blogspot.com/2013/05/karya-ilmiah-sosiologi.html,
diakses pada tanggal 3 Desember 2014)
Widiastuti, Putri. Penelitian Pacaran. (http://sangwidy.wordpress.com/web-design/penelitian/penelitian-pacaran/,
diakses pada tanggal 3 Desember 2014)
Wanci, Ervianto. Makalah Psikologi Sosial Remaja dan Pacaran.
(http://psiervianto.blogspot.com/2013/01/makalah-psikologi-sosial-remaja-dan.html,
diakses pada tanggal 3 Desember 2014)
Anonim. Definisi Pacaran. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23381/3/Chapter%20II.pdf,
diakses pada tanggal 13 Desember 2014)
Slamet. Apa itu Pacaran Sehat? (http://forum.detik.com/pacaran-sehat-apa-itu-pacaran-sehat-t369946.html,
diakses pada tanggal 18 Desember 2014)
Hafizh, Ummu. Pacaran Sehat Ala Kemendikbud. (http://www.suara-islam.com/read/index/12382/-Pacaran-Sehat-Ala-Kemdikbud-
, diakses pada tanggal 18 Desember 2014)
Anonim. 10 Cara Pacaran yang Sehat. (http://www.top10indo.com/2013/06/10-cara-pacaran-yang-sehat.html,
diakses pada tanggal 18 Desember 2014)
Agus. Tahapan Pacaran. (http://aluviku.blogspot.com/2012/12/tahapan-pacaran.html,
diakses pada tanggal 19 Desember 2014)
Zuliliyan. Ciri Pacaran Tidak Sehat. (http://zulliyan.blogspot.com/2010/09/ciri-ciri-pacaran-tidak-sehat.html,
diakses pada tanggal 18 Desember 2014)
Langganan:
Postingan (Atom)