Perjalanan Jakarta

Jakarta, 01 Oktober 2022


Mengabarkan kepindahanku ke Jakarta, belum ya? Maaf aku lupa.

Sekarang jadi lebih banyak menulis di buku catatan. Tentang aku dan pasanganku, yang sekarang sudah tidak lagi. Jadi mencoba aktif kembali di blog ini, 

"Masih ada ruang? Masih boleh datang?"

Pikirku ketika akan login kembali ke blogger.com, ke https://mylittlenotesofatikahayu.blogspot.com/, sarang sedihku. Huahaha. Hujan di mimpi, Sampai Jadi Debu kali ini jadi dua lagu pengiring yang mengawali menulisku kembali.

Aku pindah ke Jakarta, begitu cepat. Tahu-tahu aku sudah disini. Di kota yang tidak pernah masuk dalam daftar kota favoritku sebelum-sebelumnya. Malang, Jogja, Jember, kota-kota kecil saja yang tenang, maunya. Jakarta juga kota yang sebenarnya aku hindari. Dulu sekali, ketika masih di sekolah dasar, aku pernah sekali berkunjung ke Jakarta. Macet dimana-mana. Liburanku hanya habis di jalanan. Aku pernah dipandang dengan sinis oleh mbak-mbak di pertokoan. Lalu kamera milik bapak dan handycam yang ia pinjam hilang di kereta menuju Jakarta. Itu adalah tiga alasan kuat sejak kecil aku ndak mau tinggal, hidup disini. Tapi kamu ingat kata Al-Quran berbunyi begini "Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (Al-Baqarah:216).

2,5 tahun belajar jadi marketing dengan posisi sebagai outsourcing membuat aku harus memutar otak. Tinggiku tidak seberapa. Pernah ditolak mentah-mentah ketika proses rekrutmen pegawai tetap karena tinggiku. "Lumayan jauh yaa tingginya." kata-kata yang keluar begitu saja dari recruiter sejak awal mengukur tinggi. Sedikit, tapi membekasnya dalam sekali di hati. Mungkin nanti kalau tulisan ini dibaca generasi 2050, untuk diketahui, bahkan di 2021 tinggi badan menjadi prasyarat untuk mendaftar pekerjaan. Caramu berpikir, etos bekerjamu yang bagus, kalau tinggimu tidak mencukupi prasyarat, ya seperti angin lalu saja. :)

Berpikirlah aku, berdoa aku ke tuhanku. "Yaa Allah, 2021 ini setidaknya ada 1 hal yang pasti dalam hidupku. Kalau nggak jodoh, ya karir. Aku mau jodoh. Kalau kamu belum kasih aku jodoh, ya karirku harus pasti. Aku butuh kepastian." 

Juli 2021 aku daftar CPNS. Seperti tahun-tahun sebelumnya, aku sudah 3 kali mendaftar, dan seperti tidak mengharap apa-apa lagi. Hanya berusaha menjalani setiap langkahnya. Sambil beberapa kali apply di perusahaan-perusahaan.

Agustus 2021 aku mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) bertempat di BKN Waru. 

November 2021 aku lolos dan mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) bertempat di BKN Waru. Kemudian berlanjut sesi virtual interview melalui Zoom.

Desember 2021 aku lolos. Nomor 16, dari 16 orang. Si paling buncrit.

Akhir Januari 2022 aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan sebelumnya.

Februari-Maret 2022 aku menikmati beberapa bulanku menganggur dengan indah. Aku punya cita-cita mau sekali waktu bisa goler-goler sampai lupa hari, cuma tahu siang atau malam, jalan-jalan kemanapun tanpa ditanya target. Dan dalam dua bulan ini cita-citaku itu terlaksana! Alhamdulillaah! Allah maha baik. Walaupun dalam dua bulan itu juga tabunganku langsung whuzz ilang, habis dibuat jalan dan beli ini itu.

Akhir Maret 2022 aku pindah ke Jakarta.

1 April 2022 aku mulai bekerja! Rasanya senang sekali!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 Comments:

Posting Komentar