Review Buku “Keajaiban Seni Motivasi Bangsa Cina Kuno”
Review Buku “Keajaiban
Seni Motivasi Bangsa Cina Kuno”
Ditulis oleh: Atikah Ayu Taqiyyah
NIM. 071411531004
Prodi Ilmu Komunikasi
Universitas Airlangga
Judul :
Keajaiban Seni Motivasi Bangsa Cina Kuno
Pengarang : Ong Hang
Penerbit : Prestasi Pustakarya
Tahun terbit :
2007
Tebal halaman :
231 halaman
Ukuran buku :
14 x 20,5 cm
ISBN :
979-24-1926-8
Hasil-hasil
ingatan selamanya yang menyenangkan
Oleh karena
mereka percaya dengan masa lalu,
Mereka pun
percaya dengan masa kini
Dan menatap hari
esok dengan penuh optimisme.
Hampir
seluruh Negara di dunia mengalami kemajuan yang sangat pesat dari zaman ke
zaman. Seiring perkembangan negaranya, warga Negara mulai melupakan budaya dari
Negara mereka. Perlahan namun pasti budaya asli Negara tersebut hilang.
Fenomena ini berdampak buruk bagi jati diri Negara.
Akan
tetapi Negara Cina sangatlah berbeda dengan mayoritas Negara di dunia. Cina
masih memegang budaya mereka sejak zaman nenek moyang dan tetap lestari hingga
kini. Yang lebih hebat lagi adalah kenyataan bahwa strategi Cina yang terus
tumbuh menjadi Negara yang maju adalah dengan memegang teguh budaya dari nenek
moyang.
Budaya Cina adalah budaya yang sangat kuat, praktis
dan sukses, penuh dengan kearifan bagi setiap kebutuhan dan untuk sepanjang
masa. Terlebih lagi budaya Cina adalah budaya yang sangat filosofis, mengandung
motivasi yang sangat tinggi, positif, dan memberikan banyak sekali kontribusi
bagi keberhasilan, kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa Cina. Budaya Cina
mencakup keseluruhan dalam kebutuhan kehidupan manusia dengan memiliki 3
tingkat, sebagai berikut:
1. Tingkat fisik
Merupakan ketajaman naluri dalam usaha industri dan
bisnis guna mencapai kesejahteraan dan kesehatan.
2. Tingkat mental
Merupakan perasaan untuk menikmati kehidupan yang
sangat tinggi melalui budaya yang indah.
3. Tingkat spiritual
Merupakan
kebahagiaan melalui keluarga dan masyarakat yang berorientasi pada filosofi.
Dari 3 tingkat di atas, tingkat pertama memiliki
pengertian bahwa dalam kehidupan ini orang Cina harus selalu jeli dalam
menemukan peluang demi mendapatkan kesejahteraan, rasa aman, dan kesehatan bagi
dirinya dan kehidupan keluarganya. Kemudian tingkat mental, tingkat ini
menjelaskan bahwa dalam menjalani kehidupan, orang Cina tidak boleh merasa
terpaksa dalam menjalani kehidupan, mereka harus menikmati kehidupan dengan
totalitas, sehingga bekerja pun harus selalu dalam suasana yang bahagia, mereka
harus memilih pekerjaan yang memang membuat mereka bahagia ketika
mengerjakannya, sehingga mereka akan melakukan segala hal dengan bahagia. Lalu
tingkat yang terakhir memiliki makna bahwa kebahagiaan yang sejati bukan terletak
pada seberapa banyak harta yang telah mereka dapatkan di dunia, tapi seberapa
banyak kontribusi diri mereka pada masyarakat di sekitar mereka, dan pada
keluarga mereka. Akan menjadi percuma bila mereka hidup kaya raya, tetapi tidak
pernah punya waktu untuk berkumpul dengan keluarga, dan hidup bertetangga
dengan bahagia. Seperti motto bangsa Cina:
“Sementara Anda
membangun kehidupan, manfaatkanlah waktu untuk menikmati kehidupan itu;
terutama sukacita dalam berhubungan dengan siapa pun.”
Prinsip memenuhi kebutuhan dan menikmati
kehidupan sangatlah ditekankan pada budaya Cina. Selain prinsip menikmati
kehidupan, motivasi-motivasi pun begitu kuat ditanamkan dalam budaya kuno.
Motivasi-motivasi itu merupakan indoktrinasi kejiwaan, dijadikan sebagai
doktrin dalam jiwa orang Cina dengan menggunakan simbol-simbol dan
pepatah-pepatah yang penuh dengan filosofi. Simbol-simbol dan pepatah tersebut
tidak hanya sekedar dihafalkan dalam kepala, tetapi ditempelkan dalam setiap
sudut rumah. Sehingga orang Cina melihat simbol-simbol tersebut, mengingat,
bahkan sampai tertancapkan ke alam bawah sadar mereka.
Bangsa Cina adalah bangsa yang sangat
mempercayai tentang ramalan nasib, tentang adanya nasib baik, dan nasib buruk.
Tetapi mereka percaya jika nasib bisa dikendalikan. Caranya adalah dengan
selalu berusaha. Lalu mereka memasang simbol-simbol di sekeliling rumah mereka,
mereka mempercayai simbol tersebut mengandung magis untuk membuat mereka
menjadi sukses. Padahal keajaiban tidaklah terletak pada simbol tersebut,
melainkan bagaimana mereka termotivasi setelah melihat simbol-simbol tersebut.
Misalnya: simbol ikan mas melompati Lung-Meng lalu berubah menjadi Lung. Ketika
mereka melihat simbol tersebut dalam rumah mereka, mereka akan memahami makna
dari simbol tersebut. Maknanya adalah setiap pemimpin bisa sukses hanya dengan
ketekunan dan harus mampu melewati semua kondisi yang ada. Lalu setelah melihat
simbol tersebut mereka menjadi lebih termotivasi dalam menghadapi cobaan yang
mereka hadapi, terus berusaha, tanpa mengenal lelah hingga akhirnya mereka
berhasil.
Motivasi bangsa Cina memiliki 3 tingkatan:
1.
Ikan mas
Secara
garis besar, ikan mas melambangkan ketekunan manusia dalam berusaha untuk
menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya.
Ada
beberapa simbol ikan mas, diantaranya:
Sepasang
ikan mas, melambangkan keharmonisan. Simbol ini biasa digunakan untuk
pernikahan orang-orang Cina, karena melambangkan keharmonisan dalam
berkeluarga.
Sembilan
ikan mas, melambangkan kekayaan yang lengkap.
Ikan
gurame mas meloncat di atas gerbang naga melambangkan penghargaan ilmu
pengetahuan, keberhasilan untuk mencapai kekayaan.
Ikan
mas mengingatkan upaya-upaya terbaik menuju kesuksesan dan menciptakan untuk
berpikir positif.
2.
‘Lung’
Simbol
‘Lung’ melambangkan kearifan, sosok pemimpin yang bijak dan sukses untuk
memimpin rakyatnya.
Dalam
tingkat motivasi ‘Lung’ ini membahas tentang berbagai hal mengenai kearifan
pemimpin, contoh kaisar yang memimpin dengan arif dan bijaksana, kemudian
tentang gaya kepemimpinan, ciri pemimpin yang cerdas, dan lain-lain.
Beberapa
kaisar Cina di masa lalu dijadikan sebagai contoh kepemimpinan yang sempurna,
seperti kaisar Fu-Hsi, Shen Nung, Yao-Shun-Yu.
Kecerdasan
seseorang tergantung pada:
·
Kesan yang
jernih
·
Kemampuan untuk
memadukan dan menyimpan
·
Daya imajinasi
yang sehat
·
Peka terhadap
berbagai kondisi
·
Kritis terhadap
mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri
·
Percaya diri
·
Memiliki
motivasi yang kuat
Filosofi motivasi Cina mengenai Lung
juga menjelaskan bagaimana ciri pemimpin yang sukses:
1.
‘Lung’ membangun
komunikasi dengan rakyatnya
Kita
harus membuat orang yang ada di sekitar kita atau orang yang kita pimpin merasa
penting. Tujuannya adalah agar mereka memberikan feedback yang positif terhadap kita. Caranya dengan memberikan
pujian, menyetujui pendapatnya di muka umum, dan mengungkapkan ketidak setujuan
hanya bila diperlukan dan dengan cara yang baik.
2.
‘Lung’ memimpin
rakyatnya
Seorang
pemimpin yang baik harus bisa menjaga perasaan dan suasana hati rakyatnya,
memberikan pujian, dan bila akan mengkritik maka kritiklah secara pribadi,
kemudian kita juga bisa memberikan penghargaan baik dalam bentuk moril maupun
materil.
3.
Menjaga
kepemimpinan
Mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri sehingga dapat mengevaluasi dan mengupgrade diri
untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, memperhatikan perasaan rakyatnya,
dengan tidak mencaci, dan selalu memotivasi.
Semua ‘Lung’ memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1.
Berpengetahuan
luas, pengertian, komunikatif, pendengar
2.
Perencanaan dan
penilaian yang tajam, petunjuk dan pengembangan yang bisa diadaptasikan
3.
Penggunaan
kekuatan-kekuatan positif orang lain (pendelegasian)
3.
Lung-mutiara, merupakan tingkat motivasi yang
tertinggi
Lung-mutiara
merupakan pengetahuan tentang jenis persatuan yang diperlukan dalam mendukung
keberhasilan rakyat. Rahasia dalam mempertahankan kesuksesan dalam kehidupan.
Diceritakan dalam kepemimpinan kaisar yang arif akan
hadir seekor burung Phoenix. Burung phoenix melambangkan keindahan yang luar
biasa. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang turun langsung untuk merasakan
apa yang dialami rakyatnya dan ikut melakukannya. Keindahan ini bukan dalam
segi estetika, melainkan keindahan dalam memegang teguh budaya. Jika ikan
gurame mas bersatu dengan burung phoenix maka akan menjadi simbol yang
sempurna. Simbol ketekunan dan keindahan budaya dalam kehidupan.
Kesuksesan kepemimpinan akan tercapai jika seluruh
anggota dalam organisasi tersebut hidup dengan akur dan harmonis. Contoh
kecilnya adalah dalam keluarga. Persatuan dalam keluarga sangatlah penting bagi
orang Cina. Orang-orang etnis Cina memang dikenal tersebar di berbagai Negara.
Lalu di Negara-negara itu mereka membuat sebuah perkumpulan, membentuk sebuah
kongsi agar bisa terus bersatu dengan sesama orang Cina. Lalu apabila keluarga
mereka mengadakan sebuah acara keluarga, seperti pesta atau festival, maka
seluruh keluarga yang ada di berbagai Negara pasti akan tetap berusaha untuk
menghadiri acara keluarga tersebut. Bahkan jika ada anggota keluarga yang
sangat tidak mampu pun ia pasti akan mengusahakan untuk bisa hadir dan
berkumpul. Karena bagi mereka momen berkumpul bersama keluarga adalah momen
yang sangat berharga untuk tetap menjaga keharmonisan dengan keluarga mereka.
KETERKAITAN DENGAN MATA KULIAH PANCASILA
Dengan membaca, memahami, dan mempelajari budaya
motivasi bangsa cina kuno dalam buku ini, kami sebagai generasi muda banyak
mendapatkan inspirasi dari dalam buku ini, terutama mengenai bagaimana
seharusnya kita memotivasi diri dan generasi penerus untuk terus bangkit dan
membangun bangsa. Negara Indonesia rupanya masih tertinggal jauh dalam
memotivasi rakyatnya. Mayoritas dari rakyat Indonesia memiliki motivasi “mangan gak mangan sing penting kumpul”. Hal
ini berdampak bahwa rakyat Indonesia hanya mengutamakan kekeluargaisme-annya
dan kurang termotivasi untuk mensejahterakan kehidupan keluarganya.
Dengan buku ini, menyadarkan pada kita semua bahwa
hidup itu harus selalu seimbang, sejahtera, bahagia, sukses di dunia, tetap
menjaga keutuhan dan kerukunan dalam berkeluarga dan bermasyarakat. Hal ini
sangat menginspirasi dan memang sudah seharusnya kita menumbuhkan motivasi yang
benar seperti itu. Kita sebagai bangsa Indonesia juga memiliki ideologi
Pancasila yang berbunyi:
1.
Ketuhanan yang
maha esa,
2.
Kemanusiaan yang
adil dan beradab,
3.
Persatuan
indoneisa,
4.
Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
5.
Keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Inti dari pancasila juga sama dengan motivasi bangsa
Cina kuno. Akan tetapi kita masih hanya mengucapkan di mulut saja tetapi belum
sampai kea lam bawah sadar. Sehingga hasilnya seperti ini, Negara kita masih
banyak bobroknya dan belum makmur.
Oleh karena itu, dalam mata kuliah pancasila ini
sudah seharusnya kita sebagai manusia belajar untuk meresapi nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan kita dan generasi penerus bangsa selanjutnya.
Tujuannya adalah agar kita dapat memajukan dan mensejahterakan Negara kita
untuk menjadi Negara yang maju, bukan hanya Negara yang berkembang. Kelak di
kemudian hari Indonesia akan menjadi Negara yang benar-benar maju, itu semua
tergantung pada motivasi dan karya oknum-oknum pemegang tongkat estafet bangsa.
0 Comments:
Posting Komentar